Translate

Senin, 18 Juni 2012

Sudut Pandang Kita


Gunung Lushan
Penyair Tiongkok terkenal, Su Dongpo menjelaskan bahwa hanya dengan melangkah keluar dari sudut pandang kita sendiri serta dengan tenang melihat suatu hal, kita bisa melihat wajah asli dari dunia.
Su Dongpo adalah penyair ternama pada Dinasti Song. Puisinya ditulis dengan gaya terbuka, segar, dan bebas, sering kali dihiasi dengan metafora yang dilebih-lebihkan.

Ketika Su mengunjungi Gunung Lushan di Kota Jiujiang, Provinsi Jiangxi, China, lebih dari seribu tahun silam, ia benar-benar tersentuh oleh kecantikannya yang sangat indah. Merasa tergerak, ia menulis puisi berikut di dinding Kuil Xilin:
Gunung terlihat berbeda dari berbagai sudut,
Dari jauh dan dekat, titik tinggi dan rendah berbeda
Seseorang tidak mengenal wajah asli gunung Lushan
Karena Ia berada di gunung Lushan.


Dua baris terakhir dari puisi Su telah dikutip secara luas, karena kata-kata tersebut menjelaskan kebenaran yang mendalam dengan beberapa kata sederhana.
Dua baris pertama, "Gunung ini terlihat berbeda dari berbagai sudut, dari jauh dan dekat, titik  tinggi dan rendah berbeda," syair ini menjelaskan apa yang dilihat penyair itu ketika mengunjungi Gunung Lushan. Dengan banyak pegunungan bergelombang, puncak, lembah, dan bukit-bukit, Gunung Lushan menyajikan bagi pengunjungnya berbagai pemandangan menakjubkan yang tak terhitung jumlahnya, tidak peduli dari sudut mana mereka melihatnya.

Dua baris terakhir,  "Seseorang tidak mengenal wajah asli gunung Lushan karena Ia berada di Gunung Lushan," memberi pembaca wawasan filosofi penyair terhadap kehidupan. Mengapa ia tidak dapat melihat Lushan yang sejati? karena dia sendiri berada di gunung itu, sehingga pegunungan dan puncak telah menghalangi garis pandangnya. Demikian juga, ketika seseorang melihat suatu keadaan hanya dari sudut pandangnya, seringkali sulit untuk membedakan baik dari buruk,  benar dan salah.

Karena kondisi kehidupan setiap orang berbeda, pelajaran hidup setiap orang adalah berbeda. Oleh karena itu, tingkat kesulitan yang setiap orang hadapi dalam hidup adalah berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang berbeda cenderung melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.
Hanya ketika kita melangkah keluar dari sudut pandang kita sendiri yang sempit dan dengan tenang melihat sesuatu hal, kita dapat benar-benar mengetahui kebenaran. Hanya kemudian kita dapat melihat wajah asli, kenyataan yang sejati.
Hidup adalah perjalanan yang penuh dengan tempaan dipenuhi banyak persimpangan jalan. Namun, jika seseorang dapat mengubah sudut pandangnya, mungkin sebuah kesempatan dunia akan terbuka di hadapannya. Dalam kehidupan duniawi ini, manusia tidak dapat menghindari siklus lahir, tua, sakit, dan mati, juga tidak dapat melarikan diri dari kepedihan dan permasalahan hidup.
Dengan demikian, setiap kesulitan adalah sebuah kesempatan untuk berkembang, dan setiap rintangan adalah ujian. Sikap seseorang ditentukan oleh kondisi mental seseorang dan ketika keadaan mental seseorang berubah, sikapnya terhadap dunia juga berubah.

Ketika Su menulis puisi di atas, ia tidak mengekspresikan sesuatu yang abstrak, justru dia mengungkapkan filosofi hidupnya yang begitu hangat dan alami.

Seperti kata pepatah, sebuah puisi yang indah adalah lebih baik dari makanan yang lezat, di mana cita rasa yang ditinggalkan akan bertahan selama lebih dari seribu tahun. (secretchina/wid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar